Landasan Teori Komunikasi Politik: Pengertian Menurut Ahli, Skema Kerja Komunikasi Politik, Membangun Pemahaman dan Pengaruh

Landasan Teori Komunikasi Politik: Pengertian Menurut Ahli, Skema Kerja Komunikasi Politik, Membangun Pemahaman dan Pengaruh
Komunikasi Politik

KULIAHMANDIRI.MY.ID - Pengertian "komunikasi" berasal dari kata Latin "communis," yang berarti "sama," "communico," "coomunicatio," atau "communicare," yang diterjemahkan sebagai "membuat sama" (Hiplunudin, 2017: 48).

Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai "proses penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dan komunikator 2) atau lebih" (Mulyana, 2008:65). 

Menurut Pace dan Faules, terdapat dua bentuk umum tindakan yang dilakukan individu yang terlibat dalam komunikasi, yaitu penciptaan pesan dan penafsiran pesan (Mulyana, 2008:65).

Menurut Rakhmat, seperti yang dikutip dalam Hipludin (2017: 48), komunikasi merupakan proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. 

Hal ini disebut mendasar karena setiap manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. 

Hal ini juga disebut vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu lainnya, sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup.

Lucian Pye, seperti yang dikutip dalam Cangara (2016:12), menyoroti hubungan yang erat dan istimewa antara komunikasi dan politik, menempatkan komunikasi pada posisi fundamental dalam ranah politik. 

Doris Graber, seperti yang dikutip dalam McNair (2016:3), menggambarkan komunikasi politik sebagai bahasa politik, yang menunjukkan bahwa definisi ini tidak hanya mencakup retorika tetapi juga isyarat paralinguistik seperti bahasa tubuh, dan tindakan politik seperti boikot dan protes. 

Secara operasional, komunikasi politik juga dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu hingga memberikan efek (Muftih, 2013: 170).

Sementara itu, Hafied Cangara, seperti yang dikutip dalam Mufti (2013:169), berargumen bahwa:

"Pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik."

Dari berbagai definisi yang diajukan, dapat dipahami bahwa komunikasi politik adalah proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik. 

Faktor ini membedakan komunikasi politik dari ilmu komunikasi lainnya, karena ditandai oleh konten pesan politiknya. Artinya, komunikasi politik membawa pesan yang bermuatan politik.

Tujuan dari komunikasi ini, sebagaimana dijelaskan, adalah untuk meyakinkan. Dan target dari upaya persuasif ini - yaitu khalayak - adalah unsur penting kedua dalam proses komunikasi, tanpa adanya itu tidak akan ada pesan politik yang relevan (McNair, 2016:13). 

Namun, terlepas dari ukuran dan sifat khalayaknya, semua komunikasi politik ditujukan untuk memengaruhi penerima pesan (McNair, 2016:14). 

Secara umum, pengaruh dari setiap komunikasi politik tidak hanya ditentukan oleh isi pesan, tetapi juga oleh konteks kemunculannya dan terutama lingkungan politik yang ada pada waktu tertentu (McNair, 2016:42).

Dalam komunikasi politik, setiap aspek memiliki peran yang berbeda, meskipun tetap memiliki hubungan secara langsung atau tidak langsung dalam penerapannya. 

Komponen dalam komunikasi politik termasuk komunikator politik, pesan politik, media yang digunakan, khalayak, dan akibat yang ditimbulkan (Putri, 2015: 52).

Cara kerja komunikasi politik dapat dilihat melalui skema berikut:

Skema Kerja Komunikasi Politik

1. Komunikator

2. Pesan Politik

3. Media

4. Khalayak

5. Umpan Balik

Komunikator adalah sumber informasi politik atau pesan politik. Komunikator politik dapat berupa individu, tetapi juga bisa berbentuk kelompok seperti partai politik, pemerintah, dan lainnya. 

Dalam penelitian ini, komunikator adalah perusahaan di balik produksi film "2014: Siapa Di Atas Presiden," yaitu Mahaka Picture dan Dapur Film.

Pesan politik dalam skema ini merujuk pada informasi politik yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak. 

McNair (2016: 15) menyatakan bahwa program politik, pernyataan politik, himbauan memilih, kampanye kelompok, taktik tekanan, dan tindakan terorisme semua memiliki eksistensi politik dan potensi efektivitas komunikasi - hanya pada tingkat di mana semuanya dilaporkan dan diterima sebagai pesan oleh khalayak.

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk mengirimkan pesan dari komunikator kepada khalayak. 

Media komunikasi bisa berupa saluran antarpribadi, media kelompok, dan ada juga media massa. Contoh media termasuk media cetak, media elektronik, media luar ruangan, saluran komunikasi kelompok, saluran komunikasi publik, dan saluran komunikasi sosial.

Pentingnya peran media massa dalam komunikasi politik dianggap signifikan karena efektivitasnya dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Surat kabar, film, dan televisi, misalnya, adalah media yang efisien dalam mencapai khalayak karena dalam satu pencetakan atau penayangan, pesan tersebut bisa sampai kepada banyak khalayak. 

Namun, diakui oleh para ahli komunikasi bahwa efektivitas dan efisiensi komunikasi menggunakan media massa terbatas pada penyebaran pesan informatif saja. Dalam penelitian ini, media yang digunakan oleh penulis adalah salah satu media elektronik, yaitu film.

Khalayak adalah penerima pesan politik yang dikirimkan oleh komunikator melalui media. Penerima pesan bisa saja individu atau kelompok dalam masyarakat.

Umpan balik, atau respons, adalah bentuk perilaku yang dilakukan oleh khalayak sebagai tanggapan terhadap pesan yang diterimanya melalui media. Beberapa berpendapat bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima.

Umpan balik dalam komunikasi menggunakan media massa dapat disebut sebagai umpan balik tertunda, karena respons penerima terhadap komunikator memerlukan waktu. Namun, komunikasi masih dapat dianggap lengkap setelah proses umpan balik selesai.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi politik adalah proses yang kompleks yang melibatkan berbagai komponen, masing-masing memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan politik dan mempengaruhi khalayak. 

Memahami komponen-komponen ini dan interaksinya penting untuk strategi komunikasi politik yang efektif. Melalui analisis komunikasi politik, kita dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana pesan politik dibangun, disampaikan, dan diterima oleh khalayak, yang pada akhirnya membentuk opini dan perilaku politik.